Wisata

Pagelaran Wayang, Ki H. Manteb Soedarsono – Puntodewo Jumeneng Ratu

Published

on

Sumber Video

Istana Indraprasta Dibangun Dengan Bantuan Batara Wiswakarma dan Patih Mayasura

Batara Wiswakarma berterima kasih atas bantuan Raden Puntadewa dan ia pun menawarkan hadiah kepadanya. Raden Puntadewa menjawab dirinya tidak memiliki pamrih apa-apa dan mempersilakan Batara Wiswakarma pulang ke kahyangan. Namun, Batara Wiswakarma tetap memaksa ingin memberikan hadiah. Maka, Raden Puntadewa pun meminta agar keempat adiknya dibuatkan istana masing-masing di samping istana Indraprasta. Batara Wiswakarma menyanggupi dengan senang hati.

Sementara itu, Patih Mayasura yang masih ditawan oleh Raden Permadi juga memohon untuk dibebaskan. Raden Permadi bersedia membebaskannya namun dengan satu syarat, yaitu ia ingin Patih Mayasura membuatkan berbagai hiasan sihir di dalam istana Indraprasta seperti yang ada di istana Guawindu. Raden Permadi ingin istana Indraprasta memiliki hamparan permadani padahal sebenarnya kolam air, atau jurang berisi api menyala-nyala, yang sebenarnya jalanan yang bisa dilewati. Patih Mayasura mengaku sanggup dan siap melakukannya dengan senang hati. Sementara itu, Raden Bratasena menggerutu menyebut adiknya mempunyai keinginan aneh.

Demikianlah, dalam sekejap mata Batara Wiswakarma telah mengembalikan Raden Puntadewa dan kedua adiknya ke istana Indraprasta. Patih Mayasura lalu bekerja memperindah Indraprasta dengan menambahkan hiasan-hiasan sihir, serta membuatkan balairung yang sangat luas dan dapat menampung ribuan orang, tanpa harus melebarkan bangunan istana.

Sementara itu, Batara Wiswakarma dengan kesaktian dewatanya mampu bekerja cepat membangun empat istana di sekeliling Indraprasta. Keempat istana itu dipersembahkan untuk keempat adik Raden Puntadewa. Istana untuk Raden Bratasena diberi nama Jodipati atau Unggulpawenang, istana untuk Raden Permadi diberi nama Madukara, istana untuk Raden Nakula diberi nama Sawojajar, sedangkan istana untuk Raden Sadewa diberi nama Baweratalun.

Para Pandawa kagum melihat cara kerja mereka berdua. Setelah semuanya selesai, Batara Wiswakarma dan Patih Mayasura pun mohon pamit meninggalkan Kerajaan Amarta.

9 of 10