Wisata

Pagelaran Wayang Purwo, Wisanggeni Kromo Oleh Ki Dalang Anom Surono

Published

on

Sumber Video

Kresna juga berkata, bahwa ia pun dimintai tolong Boma Narakasura untuk mencarikan cupu pusaka tersebut, namun ia menolak. Arjuna heran mengapa Kresna tidak mau membantu putra sendiri. Kresna menjawab, dirinya sengaja tidak membantu Boma karena ia meramalkan Mustikawati bukanlah jodoh putranya itu. Yang kedua, Boma juga tidak sungguh-sungguh mencintai Mustikawati.

Arjuna merasa bimbang. Ia pun bertanya siapa kira-kira jodoh gadis tersebut, apakah Bambang Wisanggeni ataukah Lesmana Mandrakumara. Kresna tidak menjawab, melainkan bertanya kepada Kyai Semar hendak mendampingi perjalanan siapa. Kyai Semar bangun dari tidur dan menyatakan hendak mendampingi Bambang Wisanggeni saja. Dari jawaban tersebut, Arjuna dapat menyimpulkan bahwa Mustikawati memang ditakdirkan menjadi istri Bambang Wisanggeni. Ia pun memeluk putranya itu dan meminta maaf, serta merestuinya semoga berhasil mendapatkan Cupumanik Gambar Jagad.

Bambang Wisanggeni berterima kasih. Ia lalu mohon pamit kepada ayahnya itu dan juga kepada Kresna untuk berangkat menuju Kahyangan Awang-Awang Kumitir. Kyai Semar dan Antasena menyertai di belakang.

Di Kahyangan Awang-Awang Kumitir, Sanghyang Padawenang menerima kedatangan Bambang Wisanggeni dan rombongannya. Mereka semua menghaturkan hormat kepada leluhur para dewa tersebut. Bambang Wisanggeni kemudian mengutarakan maksud kedatangannya, yaitu ingin meminjam Cupumanik Gambar Jagad sebagai syarat untuk menikah dengan Mustikawati.

Sanghyang Padawenang mengabulkan permohonan Bambang Wisanggeni karena Mustikawati memang berjodoh dengan pemuda tersebut. Namun, Cupumanik Gambar Jagad kelak harus dikembalikan kepadanya, yaitu ketika hendak meletus Perang Bratayuda antara para Pandawa melawan para Kurawa. Kelak ketika Bambang Wisanggeni bersama Antasena mengembalikan cupumanik tersebut, Sanghyang Padawenang akan menyampaikan pula apa yang menjadi takdir mereka.

Bambang Wisanggeni dan Antasena merasa penasaran. Mereka bertanya apa kira-kira takdir yang kelak akan menimpa mereka. Sanghyang Padawenang tidak bersedia menjawab karena itu belum waktunya. Kyai Semar menasihati kedua pemuda itu agar menjalani kehidupan dengan baik, tidak perlu memikirkan hal tersebut. Kelak jika waktunya tiba, ia yang akan mengingatkan Bambang Wisanggeni dan Antasena untuk menghadap Sanghyang Padawenang dengan membawa kembali Cupumanik Gambar Jagad.

Sanghyang Padawenang merasa cukup untuk hari ini. Bambang Wisanggeni dan yang lain pun mohon pamit meninggalkan Kahyangan Awang-Awang Kumitir dengan membawa cupu pusaka yang mereka cari.

7 of 9