Wisata

Pagelaran Wayang, Ki H. Manteb Soedarsono – Puntodewo Jumeneng Ratu

Published

on

Sumber Video

Raden Puntadewa Diculik Patih Mayasura

Raden Puntadewa di Kerajaan Amarta sedang mempersiapkan pelantikan dirinya sebagai raja. Dalam persiapan itu, para Kadang Braja dari Kerajaan Pringgadani ikut membantu. Mereka adalah Raden Brajadenta, Raden Brajamusti, Raden Brajalamatan, Raden Brajawikalpa, dan Raden Kalabendana. Sejak kakak mereka, yaitu Prabu Arimba meninggal, para Kadang Braja belum pulang ke Pringgadani. Mereka tetap tinggal di Indraprasta untuk menemani kakak kedua mereka, yaitu Dewi Arimbi yang menikah dengan Raden Bratasena.

Setelah pernikahan kakak mereka selesai, para Kadang Braja bekerja sama dengan para Pandawa membangun kota Indraprasta menjadi lebih besar. Mereka bahu membahu membangun perumahan untuk penduduk, membangun jalan raya, alun-alun, serta taman kota. Mereka bekerja tanpa pamrih, hanya demi untuk memperbaiki hubungan antara keluarga Prabu Pandu dan Prabu Tremboko yang sempat putus.

Raden Permadi (Arjuna) adalah satu-satunya yang tidak berada di Indraprasta, karena mendapat tugas untuk mengundang Prabu Matsyapati di Wirata, Resiwara Bisma di Talkanda, Bagawan Abyasa di Saptaarga, Prabu Salya di Mandraka, Prabu Basudewa di Mandura, dan Prabu Drupada di Pancala untuk menghadiri upacara pelantikan. Hal itu karena Raden Permadi menguasai Aji Seipi Angin yang membuatnya bisa bergerak secepat angin menuju ke berbagai tempat, sehingga dirinya yang diutus untuk menyebarkan undangan.

Tiba-tiba terdengar suara amuk pasukan raksasa datang menyerang kota Indraprasta. Pasukan raksasa itu berasal dari Kerajaan Guawindu yang dipimpin oleh Patih Mayasura. Mereka langsung menyerbu dan merusak pembangunan yang sedang dikerjakan oleh para Pandawa dan Kadang Braja.

Raden Brajadenta segera memerintahkan adik-adiknya untuk menghadapi serangan mendadak itu. Raden Bratasena dan si kembar ikut terjun ke pertempuran. Patih Mayasura tidak menyangka para Pandawa dibantu para raksasa Pringgadani, sehingga pihaknya pun terdesak dan banyak prajuritnya yang tewas.

Patih Mayasura yang menguasai ilmu sihir kemudian menyelinap masuk ke dalam istana Indraprasta. Saat itu Raden Puntadewa sedang duduk membaca kitab suci. Tanpa banyak bicara, Patih Mayasura segera menyambar Pandawa tertua itu dan membawanya kabur menuju Kerajaan Guawindu.

Dewi Drupadi terkejut melihat suaminya diculik orang. Ia segera keluar istana untuk memberi tahu Raden Bratasena. Merasa kecolongan, Raden Bratasena pun memerintahkan si kembar untuk pergi menyusul Raden Permadi, sedangkan dirinya berniat mengejar si penculik. Ia juga meminta Raden Brajadenta dan adik-adiknya untuk tetap berjaga di kota Indraprasta.

4 of 10