Khazanah

Nasehat Gus Mus Dalam Insiden Pembakaran Bendera HTI

Published

on

Sumber Video

Assalamualaikum wr. wb., menurut saya, pembicaraan itu dihentikan. Sudah ndak bicara itu lagi. Karena saya bilang yang melakukan pembakaran sudah menyadari kesalahannya dan sudah meminta maaf, penegak hukum sudah bergerak, dan melakukan apa yang menjadi tugasnya. Jadi kita gak usah ngomong itu lagi. Berpikir yang lebih penting.

Berpikir yang lebih penting, terutama umat Islam. Umat Islam itu mayoritas di negara kita ini, jadi kita harapkan umat Islamlah yang menyelesaikan masalah-masalah di Indonesia ini, yang bisa menjadikan Indonesia tempat ibadah yang mengkhusyukkan, tempat bersilaturahmi yang islami. Kita perlu memelopori hal itu sebagai mayoritas.

Caranya aalah kita kempbali kepada ajaran Tauhid. Tauhid itu berarti meng-esa-kan Allah SWT, dan menyatukan manusia, orang untuk hanya menyembah Allah SWT, Tuhan YME.

Di Al Quran semuanya ada, misal apa yang terjadi di kita ini semuanya dilebih-lebihkan.Allah memang menyuruh kita untuk menegakkan kebenaran, tapi Lillah, bukan linafsihi kita, bukan untuk diri kita, bukan untuk kelompok kita, tapi Lillah, untuk Allah saja. Ini kata Allah, bukan kata saya.

Kita menegakkan kebenaran karena Allah, kalau kita bersaksi harus dengan adil, tidak memihak ke sana tidak memihak ke sini, jejeg, bahkan jangan sekali-kali kebencianmu kepada suatu kaum mendorongmu untuk tidak berbuat adil.

Untuk menjadikan bangsa kita ini tempat yang nyaman untuk menyembah Allah SWT, untuk beribadah, untuk bersilaturahmi satu sama lain, untuk meneruskan perjuangan Rasulullah SAW, untuk menyempurkanakan akhlak manusia di bumi ini.

Marilah saya mengimbau kepada para pemuka agama terutama agama Islam, marilah kita ajak umat kita untuk kembali ke Al Quran dan sunnah Rasul, untuk mengikuti jejak Rasulullah SAW yang menyukai kasih sayang daripada kebencian, yang menyukai silaturahmi daripada perpecahan.

Mari tinggalkan kebencian, apapun alasannya, tidak akan mengalahkan tauhid kita kepada Allah STW. Apapun kepentingan kita, tidak boleh mendorong kita untuk tidak berbuat adil dan mulai berpikir.