Rais Syuriyah PBNU, KH. Ahmad Ishomuddin yang akrab dipanggil sebagai Gus Ishom menjelaskan bahwa Islam itu bukan agama kebencian. Kemarahan yang menjadi sumber kebencian saat orang lain berbeda dalam penafsiran dan ekspresi keberagamaan seyogyanya segera dipadamkan.
“Kaum beragama pemarah yang memonopoli kebenaran ini dengan tanpa beban dosa menularkan virus kebenciannya kepada siapa saja melalui berbagai media sosial, cepat merambat seperti gelora api melalap kayu bakar.
Menurut Gus Ishom, Rasulullah SAW juga pernah marah ketika para sahabat berdebat dengan suara keras tentang takdir. Namun, rasulllah SAW tidak pernah marahd engan berlebihan.
Marah itu harus punya kendali, tidak perlu mengunakan caci-maki apalagi mencari pembenaran untuk merusak nama baik orang lain. Marah itu tidak boleh dicampuri dengan unsur kebencian dan kedengkian yang berlebihan.
“Itulah marah yang benar, marah yang terkendali, bukan marah yang keliru yaitu marah yang dikotori oleh caci maki, kedengkian apalagi fitnah, marah yang meluluh-lantahkan nama baik orang lain,” tegas Gus Ishom.
Sumber: nu.or.id
